Contoh Soal Ips Level 3
High order thinking skills yang disingkat HOTS gencar diperbincangkan di dunia pendidikan. Soal-soal yang HOTS merupakan salah satu cara untuk melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Diharapkan, hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dapat membekali siswa untuk memiliki keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dibutuhkan yang pada abad ke-21 atau juga dikenal dengan sebutan 21st century skills. Apa saja keterampilan abad 21 itu? Keterampilan abad 21 dibagi menjadi 3 kategori yaitu learning skills, literacy skills, dan life skills.
Contoh soal ips level 3
Learning skills terdiri dari critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (The Four C's). Literacy skills meliputi information literacy, media literacy, dan technology literacy. Dan life skills yang mencakup 5 kemampuan, yaitu: flexibility, leadership, initiative, productivity, dan social skills. Soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar sangat penting untuk mengasah kemampuan dan keterampilan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas.
Apa itu soal HOTS? Seperti namanya, soal HOTS adalah soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi sesuai dengan levelnya. Soal HOTS dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS disusun sedemikian rupa untuk mengukur kemampuan: mentransfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis.
Salah besar jika soal HOTS diidentikkan dengan soal-soal yang sulit. Bisa jadi soal HOTS menjadi sulit bagi siswa karena dalam pembelajaran siswa-siswa tidak dibiasakan untuk berpikir tingkat tinggi. Siswa yang hanya dibiasakan untuk melihat sesuatu atau mengerjakan soal yang jawabannya sudah ada tanpa melalui proses pemikiran lebih lanjut, tentu akan kesulitan jika tiba-tiba diberikan soal HOTS. Siswa akan sukses mengerjakan soal-soal HOTS jika sudah terbiasa berpikir secara HOTS selama proses pembelajaran.
Pada level menganalisis, siswa akan lebih ditekankan pada bagaimana berpikir kritis secara operasional. menganalisis terdiri dari kemampuan atau keterampilan membedakan (differentiating), mengorganisasikan(organizing), dan menghubungkan(attributing). Kata Kerja Operasional yang biasa digunakan adalah membandingkan,mengkritisi mengurutkan, membedakan, dan menentukan.
Soal pada level C6 menuntut kemampuan siswa untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah. Kata Kerja Operasional yang digunakan adalah memperjelas, menafsirkan, memprediksi.
Pertama-tama, Guru Pintar harus memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Guru Pintar dapat melakukan langkah ini secara mandiri atau melalui forum MGMP. Terkadang tidak semua KD dapat dibuatkan soal yang bersifat HOTS. Oleh karena itu, kejelian dan ketelitian sangat diperlukan.
Kisi-kisi soal-soal HOTS memiliki tujuan untuk membantu Guru Pintar dalam menulis butir soal. Kisi-kisi soal HOTS penting untuk membantu dan mengarahkan guru dalam memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, merumuskan indikator soal, dan menentukan level kognitif.
Contoh soal HOTS yang sudah sering Guru Pintar lihat pasti memiliki stimulus. Stimulus yang digunakan dalam penyusunan soal HOTS harus menarik dan kontekstual. Stimulus yang menarik akan membuat siswa mau membaca stimulus dengan seksama. Sedangkan kontekstual berarti sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulisan butir-butir pertanyaan harus sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS sedikit berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada aspek materi saja. Sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasanya relatif sama.
Dalam setiap butir pertanyaan HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan rubrik atau pedoman penskoran. Rubrik dibuat untuk soal HOTS dalam bentuk uraian. Sedangkan soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat, Guru Pintar harus menuliskan kunci jawaban.
Demikian sedikit ulasan mengenai contoh Soal UAS IPS Kelas 6 Semester 1. Adapun beberapa kunci jawaban yang dapat kami bagikan, diharapkan dengan adanya latihan Soal UAS IPS Kelas 6 Semester 1 ini. Membuat adik-adik yang akan menghadapi ulangan akhir semester ini bisa mengerjakannya dengan baik dan lancar.
Dengan adanya Soal UAS IPS Kelas 6 Semester 1 ini, adik-adik dapat mempelajarinya terlebih dahulu bersama teman-teman ataupun sendirian. Semakin kamu mempelajarinya terus menerus pasti kamu bisa melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya di sekolah yang pavorit. Hanya itu yang dapat kami bagikan, semoga latihan soal tersebut dapat berguna dan bermanfaat bagi adik-adik semua.
Level C2 (pemahaman) merupakan jenjang proses berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan. Butir soal dikatakan mengukur kemampuan proses berpikir pemahaman jika butir soal tersebut tidak hanya meminta pada siswa untuk mengingat kembali tentang segala sesuatu yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran tetapi siswa tersebut harus mengerti, dapat menangkap arti dari materi yang dipelajari serta dapat melihatnya dari beberapa segi.
Pembahasan kita sebelumnya dipaparkan tentang contoh soal dan pembahasan tentang soal-soal literasi level 4 (kelas 7-8) untuk jenjang SMP/MTs. Pada kesempatan sekarang kita akan bahas tentang soal numerasi level 4 (kelas 7-8) dan pengayaan soal numerasi level 3 (kelas 5-6) jenjang SD/MI.
Ada lima jenis materi yang dicantumkan dalam kisi-kisi UN Ekonomi 2016. Seluruh materi tersebut dibagi menjadi tiga level kognitif, yakni Pengetahuan dan Pemahaman (mendeskripsikan, menjelaskan, menentukan, mengidentifikasi, menyebutkan, menunjukkan, membandingkan, membedakan, dan memberi contoh); Aplikasi (menerapkan, menginterpretasikan, memprediksi, dan menghitung); serta Penalaran dan Logika (menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, memecahkan masalah, menyimpulkan, menjelaskan hubungan konseptual dan informasi faktual).
Sedangkan, pada level Aplikasi, kamu harus mampu mengaplikasikan materi tentan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen dalam aliran pendapatan (circular flow); permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan; serta pemecahan masalah ekonomi dalam sistem yang berbeda.
Level Penalaran dan Logika mengasah kemampuanmu untuk memecahkan masalah tentang jenis-jenis elastisitas permintaan dan penawaran serta kegiata ekonomi dalam perubahan sistem ekonomi. Berikut adalah contoh soal yang diambil dari UN tahun lalu, Quipperian:
Pada level Pemahaman dan Pengetahuan, kamu diminta untuk mempelajari materi tentang masalah yang dihadapi pemerintah dalam ekonomi, ekonomi mikro dan makro, pendapatan nasional, pendapatan perkapitan, indeks harga dan inflasi, uang dan perbankan, kebijakan moneter, ketenagakerjaan dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi, APBN dan APBD, serta pasar modal.
Berbeda dengan level Aplikasi yang mengharuskan kamu untuk menguasai materi tentang masalah-masalah makro dan mikro; pendapatan nasional dan pendapatan perseorangan; serta perhitungan indeks harga, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan, untuk level Penalaran dan Logika, kamu harus mahir memecahkan masalah tentang hubungan pendapatan perkapitan dan ketenagakerjaan (pengangguran dan kemiskinan), hubungan kebijakan moneter dan inflasi, juga hubungan indeks harga saham gabungan dan tingkat suku bunga. Soalnya bisa berupa hitung-hitungan, seperti yang bisa kamu lihat di bawah ini:
Itulah mengapa pada level Pengetahuan dan Pemahaman, kamu dituntut untum mempelajari tentang globalisasi dan masalah-masalah dalam perdagangan intenasional, valuta asing, neraca pembayaran dan devisa, manajemen, serta badan usaha dan koperasi.
Sedangkan, level Penalaran dan Logika mengharuskan kamu untuk memecahkan masalah tentang hubungan kurs valuta asing dengan neraca pembayaran, hubungan perjanjian perdagangan bebas dan perekonomian nasional, juga hubungan badan usaha dan koperasi. Kamu bisa mengerjakan contoh soalnya berikut ini:
Sedangkan, pada level Aplikasi, kamu diminta mampu untuk mencatat transaksi ke jurnal umum, memposting jurnal umum ke buku besar, menginterpretasi jurnal penyesuaian, menyusun rencana kerja, dan menyusun laporan keuangan perusahaan jasa.
Kamu juga harus mampu mengaplikasikan teori tentang interpretasi jurnal khusus, memposting buku besar utama dan buku besar pembantu, menghitung harga pokok penjualan, menginterpretasikan jurnal penyesuaian, menyusun kertas kerja, menyusun laporan keuangan, menginterpretasikan jurnal penutup, posting akhir jurnal penutup, serta menyusun neraca saldo setelah penutupan. Sedangkan, level nalar akan mengharuskanmu untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan jasa dan permasalahannya. Seperti ini contoh soalnya:
Wah, cukup banyak juga, ya, Quipperian? Tapi, Quipper Video yakin kamu pasti bisa menaklukkan semua soal-soal UN Ekonomi 2016 nanti, kok. Kamu, kan, sudah mempelajari kisi-kisi di atas. Jangan lupa untuk sering-sering mengerjakan soal-soal latihan, ya, terutama yang dalam bentuk hitungan. Semoga berhasil, Quipperian! You can do it!
Hai Bapak/Ibu guru SD, berikut ini Osnipa akan membahas Soal Evaluasi Pembelajaran di SD (PDGK 4301) dan Pembahasan. Soal ini dikirimkan oleh pengunjung Osnipa. Semoga bermanfaat.Soal Evaluasi Pembelajaran di SD (PDGK 4301) dan Pembahasan1. Jelaskanlah pengertian tes seleksi dan berikan contohnya!
1. Pendidikan dan gerakan lingkungan hidup yang diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan dankesadaran lingkungan merupakan usaha untuk mendekatkan siswa terhadap persoalan-persoalan lingkungan yang dari waktu ke waktu semakin kompleks. Upaya yang dilakukan gurudalam pembelajaran IPS diantaranya mengajak siswa untuk melakukan pengamatan sungai yangtercemar di dekat area sekolah yang terdampak oleh aktivitas limbah rumah tangga. Selanjutnyasiswa diajak untuk mengidentifikasi dari aspek kronologis kejadian, dampak sosial, ekonomi danekologis serta praktik kebiasaan masyarakat setempat. Bila dilihat dari empat tradisi praktikpembelajaran IPS (meliputi tradisi citizenship transmission, social science as discipline, reflektifinquiry, social action) termasuk ke dalam tradisi manakah yang sedang dilakukan gurutersebut?Kemukakan alasannya?